Banyak yang tidak tahu, karena memang tidak ada yang memberi tahu, kalau sudah usia kepala 5, sebaiknya tidak memilih jogging, berlari, apalagi lompat
Jangan sampai salah memperlakukan sendi lutut, akibat masih tetap jogging, berlari, main tennis, badminton, volley, & aktivitas fisik lain yang membebani sendi lutut.
Itu yang saya maksudkan dengan pengetahuan sehat itu murah..,
Contoh lain yang tidak boleh dilakukan di usia kepala 5, tidak menginjak kerikil tanpa alas kaki sehingga persarafan telapak kaki menderita radang akibat tertekan kerasnya kerikil yg sangat keras selama memikul bobot tubuh.
Alasan bahwa itu sebagai refleksologi tidak bisa diterima akal sehat.
Refleksologi? Tekanan yg diterima telapak kaki hanya dilakukan oleh jempol tangan saja yg tekanannya ibu paling kuat hanya sekitar 5 kg.
Namun apabila berdiri di atas kerikil, tekanannya adalah seberat bobot tubuh.
Karena tidak ada yang memberi tahu dan hanya karena mendengar katanya menginjak kerikil tanpa alas kaki bisa menyehatkan, maka yg semula maunya supaya sehat, malah jadi korban kerusakan saraf telapak kaki.
Akibat buruk menginjak kerikil bisa mengakibatkan terjadinya fascitis/plantaris.
Murahnya pengetahuan yang memberi informasi tidak menginjak kerikil tanpa alas itu menjadi mahal kalau kita tidak tahu.
Salam sehat,
Dr HANDRAWAN NADESUL
YOGA-nya orang Islam itu dengan gerakan SHOLAT.
MEDITASI-nya orang Islam itu duduk tenang sambil berDZIKIR.
SELF HEALING-nya orang Islam itu melakukan MUHASSABAH.
DETOX-nya orang Islam adalah dengan rajin berPUASA.
RUWATAN-nya (buang sial) orang Islam bisa dengan SEDEKAH.
VITAMIN-nya orang Islam adalah sikap mudah MEMAAFKAN.
OBAT AWET MUDA-nya orang Islam: TIDAK MENCAMPURI urusan yang tidak perlu.
NUTRISI TERBAIK-nya orang Islam adalah BERBAIK SANGKA (Huznudzon).
PEMBERSIH HATI-nya orang Islam dengan menahan GHIBAH (Gosip).
PENYUCI JIWA-nya orang Islam adalah: Menjauhi sifat IRI DENGKI.
PENGAWET PAHALA-nya orang Islam: Tidak RIYA'
PENCEGAH PRAHARA-nya orang Islam: Menghindari PERDEBATAN....
PENGUKUR RENDAH HATI-nya orang Islam: Tidak menyebut KELEBIHANNYA.
PENDETEKSI KEIKHLASAN-nya orang ISLAM: Tidak menyebut KEBAJIKANNYA.
SARIPATI-nya dalam beribadah itu adalah DOA, dan RUH-nya dalam beramal itu adalah IKHLAS.
APOTEK MUSLIM MUSLIMAH
DAFTAR OBAT:
1. Sering sakit = silahkan puasa.
2. Wajah gelap = sholat Dhluha.
3. Hati sempit = baca alqur'an.
4. Susah bahagia = sholat tepat waktu.
5. Emosi melulu = wudhu dan istigfar.
6. Gelisah = banyak doa dan olahraga.
7. Tertekan = baca "lahaula walaquwwata illa billah".
8. Kurang berkah rezekinya = lirik yang hallal saja.
9. Miskin melulu = muliyakan orang tua & banyak bersedekah.
Salam Fastabiqul Khairat...
dr. Handrawan Nadesul https://g.co/kgs/mF9VJd
Puji Sutrisno
Kamis, 28 Maret 2019
Selasa, 13 November 2012
TEMBANG KINANTHI
Serat Wedhatama terdiri dari empat pupuh yakni; pangkur,
sinom, gambuh, dan kinanthi.
83
|
Padahal bekal hidup,
selamanya waspada dan ingat,
Ingat akan pertanda yang ada
di alam ini,
Menjadi kekuatannya
asal-usul, supaya lepas dari sengsara.
Begitulah memelihara hidup.
|
84
|
Maka rajinlah anak-anakku,
Belajar menajamkan hati,
Siang malam berusaha,
merasuk ke dalam sanubari,
melenyapkan nafsu pribadi,
Agar menjadi (manusia) utama.
|
85
|
Mengasahnya di alam sepi
(semedi),
Jangan berhenti selamanya,
Apabila sudah kelihatan,
tajamnya luar biasa,
mampu mengiris gunung
penghalang,
Lenyap semua penghalang budi.
|
86
|
Awas itu artinya,
tahu penghalang kehidupan,
serta kekuasaan yang tunggal,
yang bersatu siang malam,
Yang mengabulkan segala
kehendak,
terhampar alam semesta.
|
87
|
Hati jangan lengah,
Waspadailah kata-katamu,
Di situ tentu terasa,
bukan ucapan pribadi,
Maka tanggungjawablah,
perhatikan semuanya sampai tuntas.
|
88
|
Sirnakan keraguan hati,
waspadalah terhadap
pandanganmu,
Itulah caranya berhasil,
Kurangilah sedikit demi
sedikit godaan hawa nafsu,
Latihlah agar terlatih.
|
89
|
Jangan terbiasa berbuat aib,
Tiada guna tiada hasil,
terjerat oleh aral,
Maka berhati-hatilah,
Hidup ini banyak rintangan,
Godaan harus dicermati.
|
90
|
Seumpama orang berjalan,
Jalan berbahaya dilalui,
Apabila kurang perhitungan,
Tentulah tertusuk duri,
celakanya terantuk batu,
Akhirnya penuh luka.
|
91
|
Lumrahnya jika seperti itu,
Berobat setelah terluka,
Biarpun punya ilmu segudang,
bila tak sesuai tujuannya,
ilmunya hanya dipakai mencari
nafkah dan pamrih.
|
92
|
Baru kelihatan jika
keinginannya muluk-muluk,
Muluk-muluk bicaranya seperti
wali,
Berkali-kali tak terbukti,
merasa diri pandita istimewa,
Kelebihannya tak ada,
Semua bukti sepi.
|
93
|
Ilmunya sebatas mulut,
Kata-katanya di gaib-gaibkan,
Dibantah sedikit saja tidak
mau,
mata membelalak alisnya
menjadi satu,
Apakah yang seperti itu
pandita palsu,..anakku ?
|
94
|
Padahal yang disebut “laku”,
sarat menjalankan ilmu sejati
tidak suka omong kosong dan tidak suka memanfaatkan hal-hal sepele yang bukan
haknya,
Tidak iri hati dan jail,
Tidak melampiaskan hawa
nafsu.
Sebaliknya, bersikap tenang
agar menggapai keheningan jiwa.
|
95
|
Luhurnya budipekerti,
pandai beradaptasi, anakku !
Demikian itulah awal mula,
tumbuhnya benih keutamaan,
Walaupun benar ilmumu,
bila ada yang mempersoalkan..
|
96
|
Walau orang yang
mempersoalkan itu, sudah diketahui ilmunya dangkal,
tetapi secara lahir kita
mengalah,
berkesanlah persuasif,
sekedar menggembirakan hati
orang lain.
Jangan sakit hati dan dendam.
|
97
|
Begitulah sarat turunnya
wahyu,
Bila teguh selamanya,
dapat bertambah anugrahnya,
dari sabda Tuhan Mahasuci,
terikat di ujung cipta,
tiada terlepas-lepas anakku.
|
98
|
Begitulah yang digariskan,
Untuk mendapat anugrah Tuhan.
Maka dari itu anakku,
sebisanya, kalian pura-pura
menjadi orang bodoh terhadap perkataan orang lain,
nyaman lahir batinnya,
yakni budi yang baik.
|
99
|
Pantas menjadi suri tauladan
yang ditiru,
Wahana agar hidup mulia,
kemuliaan jiwa raga.
Walaupun tidak persis,
seperti nenek moyang dahulu.
|
100
|
Tetapi harus giat berupaya,
sesuai kemampuan diri,
Jangan melupakan suri
tauladan,
Bila tak berbuat demikian itu
anakku,
pasti merugi sebagai manusia.
Maka lakukanlah anakku !
|
GAMBUH (Langkah Catur Sembah)
Serat Wedhatama terdiri dari empat pupuh yakni; pangkur, sinom, gambuh, dan kinanthi.
GAMBUH (Langkah Catur Sembah)
|
|
48
|
Kelak saya bertutur,
Empat macam sembah supaya dilestarikan;
Pertama; sembah raga, kedua; sembah cipta, ketiga; sembah jiwa, dan keempat; sembah rasa, anakku !
Di situlah akan bertemu dengan
pertanda anugrah Tuhan.
|
49
|
Sembah raga adalah
Perbuatan orang
yang lagi magang “olah batin”
Menyucikan diri
dengan sarana air,
Yang sudah lumrah
misalnya lima waktu
Sebagai rasa menghormat waktu
|
50
|
Zaman dahulu belum
pernah dikenal ajaran yang penuh tabir,
Baru kali ini ada orang menunjukkan hasil
rekaan,
memamerkan ke-bisa-an nya
amalannya aneh aneh
|
51
|
Kadang seperti santri “Dul” (gundul)
Bila tak salah, seperti santri wilayah selatan
Sepanjang Pacitan tepi pantai
Ribuan orang yang percaya.
Asal-asalan dalam berucap
|
52
|
Keburu ingin tahu,
cahaya Tuhan dikira dapat ditemukan,
Menanti-nanti besar keinginan (mendapatkan
anugrah) namun gelap mata
Orang tidak paham yang demikian itu
Nalarnya sudah salah kaprah
|
53
|
Bila zaman dahulu,
Tertib teratur runtut harmonis
sariat tidak dicampur aduk dengan olah
batin,
jadi tidak membuat bingung
bagi yang menyembah Tuhan
|
54
|
Sesungguhnya sariat itu
dapat disebut olah, yang bersifat ajeg dan tekun.
Anakku, hasil sariat adalah dapat menyegarkan
badan
agar lebih baik,
|
55
|
badan, otot, daging, kulit dan tulang
sungsumnya menjadi segar,
Mempengaruhi darah, membuat tenang di hati.
Ketenangan hati membantu
Membersihkan kekusutan batin
|
56
|
Begitulah menurut ku !
Tetapi karena orang itu berbeda-beda,
Beda pula garis
nasib dari Tuhan.
Sebenarnya tidak
cocok
tekad yang pada
dijalankan itu
|
57
|
Namun terpaksa memberi nasehat
Karena sudah tua kewajibannya hanya memberi
petuah.
Siapa tahu dapat
lestari menjadi pedoman tingkah laku utama.
Barang siapa
bersungguh-sungguh akan
mendapatkan anugrah
kemuliaan dan kehormatan.
|
58
|
Nantinya, sembah kalbu itu
jika berkesinambungan juga menjadi olah spiritual.
Olah (spiritual) tingkat tinggi yang dimiliki
Raja.
Tujuan ajaran ilmu ini;
untuk memahami yang mengasuh diri (guru
sejati/pancer)
|
59
|
Bersucinya tidak menggunakan air
Hanya menahan nafsu di hati
Dimulai dari perilaku yang tertata, teliti dan
hati-hati (eling dan waspada)
Teguh, sabar dan tekun,
semua menjadi watak dasar,
Teladan bagi sikap waspada.
|
60
|
Dalam penglihatan yang sejati,
Menggapai sasaran dengan tata cara yang benar.
Biarpun sederhana tatalakunya dibutuhkan
konsentrasi
Sampai terbiasa mendengar suara sayup-sayup
dalam keheningan
Itulah, terbukanya “alam lain”
|
61
|
Bila telah mencapai
seperti itu,
Saratnya sabar segala tingkah laku.
Berhasilnya dengan cara;
Membangun kesadaran, mengheningkan cipta,
pusatkan fikiran kepada energi Tuhan.
Dengan hilangnya rasa sayup-sayup, di situlah
keadilan Tuhan terjadi. (jiwa memasuki alam gaib rahasia Tuhan)
|
62
|
Gugurnya jika menuruti kemauan jasad (nafsu)
Tidak suka dengan indahnya kehendak rasa
sejati,
Jika merasakan keinginan yang tidak-tidak akan
gagal.
Maka awas dan ingat lah
dengan yang membuat gagal tujuan
|
63
|
Nanti yang diajarkan
Sembah ketiga yang
sebenarnya diperuntukkan kepada Hyang sukma (jiwa).
Hayatilah dalam kehidupan sehari-hari
Usahakan agar mencapai sembah jiwa ini anakku
!
|
64
|
Sungguh lebih penting, yang
disebut sebagai ujung jalan spiritual,
Tingkah laku olah batin, yakni
menjaga kesucian dengan awas dan selalu ingat
akan alam nan abadi kelak.
|
65
|
Cara menjaganya dengan menguasai, mengambil,
mengikat, merangkul erat tiga jagad yang dikuasai.
Jagad besar tergulung oleh jagad kecil,
Pertebal keyakinanmu anakku !
Akan kilaunya alam tersebut.
|
66
|
Tenggelamnya rasa
melalui suasana “remang berkabut”,
Mendapat firasat dalam alam yang
menghanyutkan,
Sebenarnya hal itu kenyataan, anakku !
Sejatinya jika tidak ingat
Sungguh tak bisa “larut”
|
67
|
Jalan keluarnya
dari luyut (batas antara lahir dan batin)
Tetap sabar mengikuti “alam yang
menghanyutkan”
Asal hati-hati dan waspada yang menuntaskan
tidak lain hanyalah diri pribadinya
yang tampak
terlihat di situ
|
68
|
Tetapi jangan salah
mengerti
Di situ ada cahaya
sejati
Ialah cahaya pembimbing,
energi penghidup akal budi.
Bersinar lebih terang dan cemerlang,
tampak bagaikan bintang
|
69
|
Yaitu membukanya pintu hati
Terbukanya yang kuasa-menguasai (antara
cahaya/nur dengan jiwa/roh).
Cahaya itu sudah
kau (roh) kuasai
Tapi kau (roh) juga
dikuasai
oleh cahaya yang
seperti bintang cemerlang.
|
70
|
Nanti ingsun ajarkan,
Beralih sembah yang ke empat.
Sembah rasa terasalah hakekat kehidupan.
Terjadinya sudah tanpa petunjuk,
hanya dengan kesentosaan batin
|
71
|
Apabila belum bisa
membawa diri,
Jangan sekali-kali
berani mengaku-aku,
mendapat laknat
yang demikian itu anakku !
Artinya, seseorang berhak berkata apabila
sudah mengetahui dengan nyata.
|
72
|
Menghayati pelajaran ini
Bila sudah hilang keragu-raguan hati.
Hanya percaya dengan sungguh-sungguh kepada
takdir
itu harap diwaspadai, diingat,
dicermati bila ingin menguasai seluruhnya.
|
73
|
Melaksanakan petuah itu
Harus kokoh budipekertinya
Teguh serta sabar
tawakal lapang dada
Menerima dan ikhlas apa adanya sikapnya dapat
dipercaya
Mengerti “sangkan paraning dumadi”.
|
74
|
Segala tindak tanduk
dilakukan ala kadarnya,
memberi maaf atas kesalahan sesama,
menghindari
perbuatan tercela,
(dan) watak angkara
yang besar.
|
75
|
Sehingga tahu baik dan buruk,
Demikian itu sebagai ketetapan hati,
Yang membuka penghalang/tabir antara
insan dan Tuhan,
Tersimpan dalam rahasia,
Terletak di dalam batin.
|
76
|
Rasa hidup itu
dengan cara manunggal dalam satu wujud,
Wujud Tuhan meliputi alam semesta,
bagaikan rasa manis dengan madu. Begitulah
ungkapannya.
|
77
|
Mana manis mana madu,
apabila sudah bisa menghayati gambaran itu,
Bagaimana pengertian sabda Tuhan,
Hendaklah digenggam di dalam hati, sudah jelas
dipahami secara lahir dan batin.
|
78
|
Dalam batin tak keliru,
Segala cahaya indah dicermati dalam hati,
Yang menjadi petunjuk dalam memahami hakekat
Tuhan,
Selamatnya karena budi (bebuden) yang
jujur (hilang nafsu),
Agar dapat merasuk beralih “tempat”.
|
79
|
Agar usahamu
berhasil,
Dapat menemukan apa
yang dicari,
upayamu agar dapat
melepas penghalang kegaiban,
Apabila kamu tidak
paham ; lihatlah tentang bagaimana terjadinya telur.
|
80
|
Putih dan kuningnya,
bila akan mewujud (menetas),
wujud datang berganti,
tak disangka-sangka,
bila kelahirannya
dapat berganti
wujud,
Kejadiannya di situ
!
|
81
|
Dipastikan tidak keluar,
juga tidak masuk,
Kenyataannya yang di dalam akhirnya menjadi di
luar,
Rasakan sunguh-sungguh,
Jangan sampai terlanjur tak bisa memahami.
|
82
|
Sebab apabila sudah terlanjur,
akan tak tenang sepanjang hidup, tidak ada
gunanya bila kelak mati,
Menjadi orang hina yang bodoh,
dirinya sendiri
malah dianggap tamu.
|
Rabu, 08 Februari 2012
QOLBU…
Syekh Abdul Karim Ibnu Ibrahim Al Jaili [1366M -
1430M]
|
Qalbu adalah Singgasana Allah
|
Pusat kendali diri setiap manusia
|
Landasan penampakkan Al Haq
|
Ranah hamparan kasih rahmatNya
|
Ia adalah cerminan hakikatNya
|
Mikroskop nilai keluhuranNya
|
Wadah penampung kalamNya
|
Jaring penangkap isyarat-isyaratNya
|
Ia dianalogikan dengan cahaya
|
Diurai dengan huruf-huruf Qur’ani
|
Ia laksana, minyak dan lampu
|
Dalam Misykat serta kaca menyala
|
Ia mudah terbalik dan pongah,
|
Qalbu yang ingat mulia, yang lalai nista,
|
Ia kadang bersinar, kadang gelap,
|
Ia menyinari jagad diri dan kehidupan,
|
Qalbu didatangi DutaNya untuk
|
Dipersiapkan menerima tugas ketuhanan
|
Qalb suci bermoral malaikatNya
|
Qalbu kotor berkarakteri setan terlaknat
|
Qalbu adalah penanda setiap insan
|
Adakah ia manusia baik atau buruk
|
Ia merupakan pundit rahasia batin
|
Samudera pengetahuan setiap manusia
|
Ia kunci pembuka keagunganNya
|
Pintu pembentang rahasia-rahasiaNya
|
Itulah wajah hakiki qalbumu yang sesungguhnya
|
Simpanlah rahasia batinmu, kau akan melihat
rahasiaNya
|
Kebahagiaan dunia bisa diraih dengan jejak kaki
|
Kebahagiaan hakiki akhirat hanya bisa ditempuh
dengan qalbu
|
Penyingkapan Agung dan tirai Makrifat terbuka
oleh “laku“ qalbu
|
Rapor kebaikan dan keburukan setiap insani
berdasar “laku“ qalbu
|
Manusia yang membiarkan kalbunya penuh noda hati
|
Selamanya tidak akan merasakan penyingkapan
rahasia AgungNya
|
Qalbu adalah perbendaharaan agung
|
Modal utama setiap manusia menujuNya
|
Insan yang tidak memuliakan kalbunya
|
Akan menuai keburukan abadi di sisiNya
|
Qalbu adalah landasan pacu hakikat
|
Nilai hakiki tidak akan landing di qalbu yang
kotor
|
Qalbu yang tidak suci berlumur hijab
|
Qalbu yang terhijab tidak akan Makrifatullah
|
Qalbu adalah media Wushul da Qurb
|
Keintiman denganNya juga dengan “laku“ qalbu
|
Hakikat kebaikan bersendikan qalbu
|
Kebaikan yang tidak bernurani, adalah busuk
|
Ilham suciNya turun di qalbu suci
|
Qalbu buruk adalah landasan bisikan jahat setan
|
Muara “laku“ qalbu adalah ridhaNya
|
KerelaanNya hanya berdasarkan “laku“ qalbu jernih
|
KemurkaanNya akibat “ulah“ qalbu
|
Siksa pedih akhirat juga akibat “ulah“ busuk
qalbu
|
Qalbu adalah sentra penentu nasib
|
Kebahagiaan dan kesengsaraan hakiki akibat qalbu
|
Qalbu yang taat beroleh ridhaNya
|
Qalbu yang kufur, akan menuai kemurkaanNya
|
Qalbu yang pongah dan tersesat
|
Adalah qalbu yang lupa mendzikir padaNya
|
Wajah kebaikan qalbu adalah lurus
|
Wajah kesesatan qalbu, tindak kemaksiatannya
|
Tajamkan mata Qalbu dan pikir
|
Akan tersingkap keagungan rahasia ayat-ayatNya
|
Qalbu adalah pengantin jasad dan ruh
|
Hanya Qalbu Sakinah yang sambung dengan DiriNya
|
Lihatlah kepada “laku“ baik qalbumu
|
Itulah rahasia batinmu, dan modal utamamu
menujuNya
|
Pandanglah kebaikan-kebaikanNya
|
Akan ditampakkan untukmu segala makna hakiki
|
Langganan:
Postingan (Atom)