Selasa, 03 Januari 2012
Kesederhanaan
kesederhanaan begitu terlihat nyata
kayu bakar
tungku tanah liat
minyak tanah
panci hitam legam
asap terukir alami
api menjilat teko air
alami benar kehidupan ini
tak tersentuh jaman modern
yang penuh dengan kemewahan
kampung alami
Senin, 02 Januari 2012
Diam
saya tak mengerti dia mengatakan seperti itu apakah dia mengetahuinya segala hal sesuatu terjadi akan datang mari kita simak dalam hati saja senyum dan diam dalam kebersamaan
Syekh Abdur Qadir Jailani
Syekh Abdur Qadir Jailani adalah adalah imam yang zuhud dari kalangan sufi. Beliau lahir tahun 470 H di Baghdad dan mendirikan Tariqat al-Qadiriyah. Diantara tulisan beliau antara lain kitab Al-Fathu Ar-Rabbani, Al-Ghunyah li Thalibi Thariq Al-Haq dan Futuh Al-Ghaib. Tahun wafat beliau tercatat tahun 561 H bertepatan dengan 1166 M. Beliau adalah seorang yang shalih. Kapan dirunut ke atas dari nasabnya, ia masih keturunan dari Ali bin Abi Thalib. Nama lengkap beliau adalah Abu Shalih Sayidi Abdul Qodir bin Musa bin Abdullah bin Yahya Az-zahid bin Muhammad bin Dawud bin Musa Al-Juni bin Abdullah Al-Mahdhi bin Hasan al-Mutsana bin Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. Jumlah karomah yang dimiliki oleh asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani banyak sekali: Syaikh Abil AbbasAhmad ibn Muhammadd ibn Ahmad al-Urasyi al-Jily:
Pada suatu hari, aku telah menghadiri majelis asy-Sayikh Abdul Qodir al-Jilani beserta murid-muridnya yang lain. Tiba-tiba, muncul seekor ular besar di pangkuan asy-Syaikh. Maka orang yang hadir di majlis itu pun berlari tunggang langgang, ketakutan. Tetapi asy-Syaikh al-Jilani hanya duduk dengan tenang saja. Kemudian ular itu pun masuk ke dalam baju asy-Syaikh dan telah merayap-rayap di badannya. Setelah itu, ular itu telah naik pula ke lehernya. Namun, asy-Syaikh masih tetap tenang dan tidak berubah keadaan duduknya. Setelah beberapa waktu berlalu, turunlah ular itu dari badan asy-Syaikh dan ia telah seperti bicara dengan asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani. Setelah itu, ular itu pun gaib. Kami pun bertanya kepada asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani tentang apa yang telah dipertuturkan oleh ular itu. Menurut beliau ular itu telah berkata bahwa dia telah menguji wali-wali Allah yang lain, tetapi dia tidak pernah bertemu dengan seorang pun yang setenang dan sehebat asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani.
Pada suatu hari, ketika asy-Syaikh sedang mengajar murid- muridnya di dalam sebuah majelis, seekor burung telah terbang di udara pada acara itu sambil mengeluarkan satu suara yang telah mengganggu acara itu.Maka asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun berkata, "Wahai angin, ambil kepala burung itu." Seketika itu juga, burung itu telah
jatuh ke atas majelis itu, dengan kepala telah terputus dari badannya.
Setelah melihat kondisi burung itu, asy -Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun turun dari kursi tingginya dan mengambil badan burung itu, lalu terhubung kepala burung itu ke badannya. Kemudian asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani telah berkata, "Bismillaahirrahmaanirrahim." Dengan segera burung itu telah hidup kembali dan terus terbang dari tangan asy-Syaikh. Maka Takjublah para hadirin di majlis itu karena melihat kebesaran Allah yang telah ditunjukkannya melalui tangan asy-Syaikh.
Telah diceritakan di dalam sebuah riwayat:
Pada suatu hari, di dalam tahun 537 Hijrah, seorang pria dari kota Baghdad (dikatakan oleh setengah perawi bahwa pria itu bernama Abu Sa'id 'Abdullah bin Ahmad bin' Ali ibn Muhammad al- Baghdadi) telah datang bertemu dengan asy-Syaikh Jilani, mengatakan, bahwa dia memiliki seorang anak dara cantik berusia enam belas tahun bernama Fatimah. Anak daranya itu telah diculik (diterbangkan) dari pada anjung rumahnya oleh seorang jin. Maka asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun menyuruh pria itu pergi pada malam hari itu, ke suatu tempat bekas rumah roboh, di satu daerah lama di kota Baghdad bernama al-Karkh.
"Carilah bonggol yang kelima, dan duduklah di situ. Kemudian, gariskan satu lingkaran sekelilingmu pada tanah. Kala engkau membuat garis, ucapkanlah "Bismillah, dan pada niat asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani" Bila malam telah gelap, engkau akan didatangi oleh beberapa kelompok jin, dengan berbagai rupa dan bentuk. Janganlah engkau takut. Bila waktu hampir terbit fajar, akan datang pula raja jin dengan segala angkatannya yang besar. Dia akan bertanya hajatmu. Katakan kepadanya yang aku telah menyuruh engkau datang bertemu dengannya. Kemudian ceritakanlah kepadanya tentang kejadian yang telah menimpa anak perempuanmu itu. " Pria itu pun pergi ke tempat itu dan melaksanakan instruksi asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani itu. Beberapa waktu kemudian, datanglah jin-jin yang coba menakut-nakuti pria itu, tetapi jin-jin itu tidak berkuasa untuk melintasi garis lingkaran itu. Jin-jin itu telah datang bergantian, yakni satu kelompok setelah satu kelompok. Dan akhirnya, Datanglah raja jin yang sedang menunggang seekor kuda dan telah disertai oleh satu angkatan yang besar dan hebat rupanya. Raja jin itu telah menghentikan kudanya di luar garis lingkaran itu dan telah bertanya kepada pria itu, "Wahai manusia, apakah hajatmu?" Pria itu telah menjawab, "Aku telah diperintahkan oleh asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani untuk bertemu denganmu."
Begitu mendengar nama asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani diucapkan oleh pria itu, raja jin itu telah turun dari kudanya dan terus mencium bumi. Kemudian raja jin itu telah duduk di atas bumi, disertai dengan seluruh anggota rombongannya. Sesudah itu, raja jin itu telah menanyakan masalah pria itu. Pria itu pun menceritakan kisah anak daranya yang telah diculik oleh seorang jin. Setelah mendengar cerita pria itu, raja jin itu pun memerintahkan agar dicari si jin yang bersalah itu.Beberapa waktu kemudian, telah dibawa ke hadapan raja jin itu, seorang jin pria dari negara Cina bersama-sama dengan anak dara manusia yang telah diculiknya.Raja jin itu telah bertanya, "Mengapa engkau sambar anak dara manusia ini? Tidakkah kamu tahu yang dia ini berada di bawah naungan al-Quthb? " Jin pria dari negara Cina itu telah mengatakan yang dia telah jatuh berahi dengan anak dara manusia itu. Raja jin itu pula telah memerintahkan agar dikembalikan perawan itu kepada ayahnya, dan jin dari negara Cina itu pula telah dikenakan hukuman pancung kepala. Pria itu pun mengatakan rasa takjubnya dengan segala perbuatan raja jin itu, yang sangat patuh kepada asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani. Raja jin itu berkata pula, "Tentu saja, karena asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani bisa melihat dari rumahnya semua perilaku jin-jin yang jahat. Dan mereka semua sedang berada di sejauh-jauh tempat di atas bumi, karena telah lari dari sebab kehebatannya. Allah Ta'ala telah menjadikan asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani bukan saja al-Qutb bagi umat manusia, bahkan juga ke atas seluruh bangsa jin. "Telah bercerita asy-Syaikh Abi 'Umar' Utsman dan asy-Syaikh Abu Muhammad 'Abdul haqq al-Huraimy: Pada 3 hari bulan Safar, kami berada di sisi asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani Pada waktu itu, asy-Syaikh sedang mengambil wudu dan memakai sepasang terompah.Setelah selesai menunaikan shalat dua rakaat, dia telah bertempik dengan tiba-tiba, dan telah melemparkan salah satu dari terompah-terompah itu dengan sekuat tenaga sampai tak nampak lagi oleh mata. Setelah itu, dia telah bertempik sekali lagi, lalu melemparkan terompah yang satu lagi. Kami yang berada di situ, telah melihat dengan ketakjubannya, tetapi tidak ada seorang pun yang telah berani menanyakan maksud
semua itu. Dua puluh tiga hari kemudian, sebuah kafilah telah datang untuk mengunjungi asy-Syaikh 'Abdul Qadir al-Jilany. Mereka (yakni para anggota kafilah itu) telah membawa hadiah-hadiah untuknya, termasuk baju, emas dan perak. Dan yang anehnya, termasuk juga sepasang terompah. Bila kami amat-amati, kami lihat terompah-terompah itu adalah terompah-terompah yang pernah dipakai oleh asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pada satu masa dahulu. Kami pun bertanya kepada anggota-anggota kafilah itu, dari manakah datangnya sepasang terompah itu. Inilah cerita mereka:
Pada 3 haribulan Safar yang lalu, ketika kami sedang di dalam satu perjalanan, kami telah diserang oleh satu kelompok perampok. Mereka telah merampas semua barang-barang kami dan telah membawa barang-barang yang mereka rampas itu ke satu lembah untuk dibagi-bagikan di antara mereka. Kami pun berdiskusi sesama sendiri dan telah mencapai satu keputusan. Kami lalu menyerukan asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani agar menolong kami. Kami juga telah bernazar saat kami sudah aman, kami akan memberinya beberapa hadiah. Tiba-tiba, kami terdengar satu jeritan yang amat kuat, sehingga menggegarkan lembah itu dan kami lihat di udara ada satu benda yang sedang melayang dengan sangat laju sekali. Beberapa waktu kemudian, terdengar satu lagi suara yang sama dan kami lihat satu lagi benda seperti tadi yang sedang melayang ke arah yang sama.Setelah itu, kami telah melihat perampok-perampok itu berlari pontang-panting dari tempat mereka sedang membagi-bagikan harta rampasan itu dan telah meminta kami mengambil balik harta kami, karena mereka telah ditimpa satu kecelakaan. Kami pun pergi ke tempat itu. Kami lihat kedua orang pemimpin perampok itu telah mati. Di sisi mereka, ada sepasang terompah. Inilah terompah-terompah itu.
Telah bercerita asy-Syaikh Abduh Hamad bin Hammam:
Awalnya aku memang tidak suka kepada asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani. Meskipun aku adalah seorang saudagar yang paling kaya di kota Baghdad waktu itu, aku tidak pernah merasa tenteram atau berpuas hati.Pada suatu hari, aku telah pergi menunaikan shalat Jum'at. Ketika itu, aku tidak percaya pada cerita-cerita karomah yang dikaitkan pada asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani. Sesampainya aku di masjid itu, aku mendapati beliau telah banyak dengan jamaah. Aku menemukan tempat yang tidak terlalu ramai, dan kudapati benar-benar di depan mimbar. Di kala itu, asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani baru saja mulai untuk khutbah Jumat. Ada beberapa hal yang disentuh oleh asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani yang telah menyinggung perasaanku.Tiba-tiba, aku terasa ingin buang air besar. Untuk keluar dari masjid itu memang sulit dan agak mustahil. Dan aku dihantui perasaan gelisah dan malu, takut-takut aku buang air besar di sana di depan orang banyak.Dan kemarahanku terhadap asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun bertambah dan memuncak. Pada saat itu, asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani telah turun dari atas mimbar itu dan telah berdiri di hadapanku. Sambil ia merasakan khutbah, beliau telah menutup tubuhku dengan jubahnya. Tiba-tiba aku sedang berada di satu tempat yang lain, yakni di satu lembah hijau yang sangat indah. Aku lihat sebuah anak sungai sedang mengalir perlahan di situ dan kondisi sekelilingnya sunyi sepi, tanpa kehadiran seorang manusia. Aku pergi membuang air besar. Setelah selesai, aku mengambil wudlu. Bila aku sedang berniat untuk pergi shalat, dan tiba-tiba diriku telah berada ditempat semula di bawah jubah asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani. Dia telah mengangkat jubahnya dan naik kembali tangga mimbar itu. Aku sungguh-sungguh merasa terkejut. Bukan karena perutku sudah merasa lega, tetapi juga kondisi hatiku. Segala perasaan marah, ketidakpuasan, dan perasaan-perasaan jahat yang lain, semuanya telah hilang. Setelah shalat Jum'at berakhir, aku pun pulang ke rumah. Di dalam perjalanan, aku menyadari bahwa kunci rumahku telah hilang. Dan aku kembali ke masjid untuk mencarinya. Begitu lama aku mencari, tetapi tidak aku temukan, terpaksa aku menyuruh tukang kunci untuk membuat kunci yang baru.Pada keesokan harinya, aku telah meninggalkan Baghdad dengan rombonganku karena urusan bisnis. Tiga hari kemudian, kami telah melewati satu lembah yang sangat indah. Seolah-olah ada satu sihir telah menarikku untuk pergi ke sebuah anak sungai. Barulah aku teringat bahwa aku pernah pergi ke sana untuk buang air besar, beberapa hari sebelum itu. Aku mandi di sungai itu.Ketika aku sedang mengambil jubahku, aku telah temukan kembali kunciku, yang rupa-rupanya telah tertinggal dan telah tersangkut pada sebatang dahan di situ. Setelah aku sampai di Baghdad, aku menemui asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani dan menjadi anak muridnya. Telah bercerita asy-Syaikh 'Adi ibn Musafir al-Hakkar: Aku pernah berada di antara ribuan hadirin yang telah berkumpul untuk mendengar pengajian asy-Syaikh. Ketika asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani sedang berbicara, tiba-tiba hujan turun dengan lebat. Beberapa orang pun berlari meninggalkan tempat itu. Langit kala itu sedang diliputi awan hitam yang menandakan hujan akan terus turun dengan lebat. Aku melihat asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani mendongak ke langit dan mengangkat tangannya serta berdoa, "Ya Robbi! Aku telah mengumpulkan manusia karenamu, apakah kini Engkau akan mengusir mereka dariku? " Setelah asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani berdoa, hujan pun berhenti.Tidak setetes hujan yang jatuh ke atas kami, pada hal di sekeliling kami hujan masih terus turun dengan deras.
Telah diceritakan di dalam sebuah riwayat:
Pada suatu hari, istri-istri asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani telah bertemu dan telah berkata, "Wahai suami kami yang terhormat, anak lelaki kecil kita telah meninggal dunia. Namun kami tidak melihat setitik air mata pun yang mengalir dari mata kekanda dan tidak pula kekanda menunjukkan tanda kesedihan. Tidakkah kekanda menyimpan rasa belas kasihan terhadap anak lelaki kita, yang merupakan sebagian darah daging kekanda sendiri? Kami semua sedang dirundung kesedihan, namun kekanda masih juga melanjutkan pekerjaan biasa kekanda, seolah-olah tidak sesuatu pun yang telah terjadi. Kekanda adalah pemimpin dan pelindung kami di dunia dan di akhirat. Tetapi jika hati kekanda telah menjadi keras sehingga tidak lagi menyimpan rasa belas kasihan, bagaimana kami dapat mengandalkan kekanda di Hari Pembalasan kelak? " Maka berkatalah asy-Sayikh Abdul Qodir al-Jilani "Wahai istri-istriku yang tercinta! Janganlah kamu semua menyangka hatiku ini keras. Aku menyimpan rasa belas kasihan di hatiku terhadap seluruh makhluk, sampai terhadap orang-orang kafir dan juga terhadap anjing-anjing yang menggigitku. Aku berdoa kepada Allah agar anjing-anjing itu berhenti menggigit, bukanlah karena aku takut digigit, tetapi aku takut nanti manusia lain akan melontar anjing-anjing itu dengan batu. Tidakkah kamu mengetahui bahwa aku mewarisi sifat belas kasihan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam, yang telah diutus Allah sebagai rahmat untuk sekalian alam? " Maka wanita-wanita itu telah berkata pula, "Kalau benar kekanda memiliki rasa belas kasihan terhadap seluruh makhluk Allah, sampai kepada anjing-anjing yang menggigit kekanda, kenapa kekanda tidak menunjukkan rasa sedih atas kehilangan anak lelaki kita yang telah meninggal ini? " Asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun menjawab, "Wahai istri-istriku yang sedang berdukacita, kamu semua menangis karena kalian semua merasa telah berpisah dari anak lelaki kita yang kamu semua sayangi.Tetapi aku selalu bersama dengan orang-orang yang aku sayangi.Kamu semua telah melihat anak lelaki kita di dalam satu ilusi yang disebut dunia. Kini, dia telah meninggalkannya lalu pindah ke satu tempat yang lain. Allah telah berfirman (Surat al-adid, ayat 20): "dan tiadaklah kehidupan dunia ini melainkan hanyalah satu ilusi saja." Memang dunia ini adalah satu ilusi, untuk mereka yang sedang terlena.Tetapi aku tidak terlena - aku melihat dan waspada. Aku telah melihat anak lelaki kita sedang berada di dalam lingkaran waktu, dan kini dia telah keluar darinya. Namun aku masih dapat melihatnya. Dia kini berada di sisiku. Dia sedang bermain-main di sekelilingku, sebagaimana yang pernah dia lakukan pada masa dahulu. Sesungguhnya, jika seseorang itu dapat melihat Kebenaran melalui mata hatinya, sama dengan yang dilihatnya masih hidup atau sudah mati, maka Kebenaran itu tetap tidak akan hilang. " Telah diceritakan di dalam sebuah riwayat: Pada suatu hari, asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani berjalan-jalan dengan beberapa muridnya di padang pasir. Waktu itu hari sangat panas, dan mereka sedang berpuasa. Oleh itu mereka merasa letih dan dahaga. Tiba-tiba, sekelompok awan muncul, yang melindungi mereka dari panas terik matahari. Setelah itu, sebatang pohon kurma dan sebuah kolam air muncul di hadapan mereka. Mereka telah terpesona.Kemudian satu cahaya besar yang berkilauan, telah muncul dari celah awan di depan mereka dan kedengaranlah satu suara dari dalamnya yang telah berkata, "Wahai 'Abdul Qadir, akulah Tuhanmu. Makan dan minumlah, karena pada hari ini, telah aku halalkan untuk engkau apa yang telah aku haramkan untuk orang-orang lain. "Asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun melihat ke arah cahaya itu dan berkata," Aku berlindung dengan Allah dari godaan setan yang terkutuk. " Tiba-tiba, cahaya, pohon kurma dan kolam itu semuanya hilang dari pandangan mata. Maka kelihatanlah Iblis di hadapan mereka dengan bentuk rupanya yang asli. Iblis bertanya, "Bagaimana kamu itu sebenarnya adalah aku?" Asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani telah menjawab, "Syariat itu sudah sempurna, dan tidak akan berubah sampai Hari Kiamat . Allah tidak akan mengubah yang haram kepada yang halal, meskipun untuk orang-orang yang menjadi pilihanNya (waliNya). " Maka Iblis pun berkata lagi untuk menguji asy-Sayikh Abdul Qodir al-Jilani "Aku telah mampu menipu 70 orang dari golongan as-salikin (yakni orang-orang yang menempuh jalan spiritual) dengan cara ini. Ilmu yang engkau miliki lebih luas dari ilmu mereka. Apakah hanya ini jumlah pengikutmu? Sudah seharusnya semua penduduk bumi ini menjadi pengikutmu, karena ilmumu menyamai ilmu para nabi. " Asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani menjawab, "Aku berlindung dengan Allah Yang Maha Mendengar, Yang Maha Mengetahui, dari engkau.Bukanlah karena ilmuku aku selamat, tetapi karena rahmat dari Allah, Agenda sekelian alam. " Aku pernah berada di antara ribuan hadirin yang telah berkumpul untuk mendengar pengajian asy-Syaikh. Ketika asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani sedang berbicara, tiba-tiba hujan turun dengan lebat. Beberapa orang pun berlari meninggalkan tempat itu.Langit kala itu sedang diliputi awan hitam yang menandakan hujan akan terus turun dengan lebat. Aku melihat asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani mendongak ke langit dan mengangkat tangannya serta berdoa, "Ya Robbi! Aku telah mengumpulkan manusia karenamu, apakah kini Engkau akan mengusir mereka dariku? " Setelah asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani berdoa, hujan pun berhenti. Tidak setetes hujan yang jatuh ke atas kami, pada hal di sekeliling kami hujan masih terus turun dengan deras.Telah diceritakan di dalam sebuah riwayat: Pada suatu hari, istri-istri asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani telah bertemu dan telah berkata, "Wahai suami kami yang terhormat, anak lelaki kecil kita telah meninggal dunia. Namun kami tidak melihat setitik air mata pun yang mengalir dari mata kekanda dan tidak pula kekanda menunjukkan tanda kesedihan. Tidakkah kekanda menyimpan rasa belas kasihan terhadap anak lelaki kita, yang merupakan sebagian darah daging kekanda sendiri? Kami semua sedang dirundung kesedihan, namun kekanda masih juga melanjutkan pekerjaan biasa kekanda, seolah-olah tidak sesuatu pun yang telah terjadi. Kekanda adalah pemimpin dan pelindung kami di dunia dan di akhirat. Tetapi jika hati kekanda telah menjadi keras sehingga tidak lagi menyimpan rasa belas kasihan, bagaimana kami dapat mengandalkan kekanda di Hari Pembalasan kelak? " Maka berkatalah asy-Sayikh Abdul Qodir al-Jilani "Wahai istri-istriku yang tercinta! Janganlah kamu semua menyangka hatiku ini keras. Aku menyimpan rasa belas kasihan di hatiku terhadap seluruh makhluk, sampai terhadap orang-orang kafir dan juga terhadap anjing-anjing yang menggigitku. Aku berdoa kepada Allah agar anjing-anjing itu berhenti menggigit, bukanlah karena aku takut digigit, tetapi aku takut nanti manusia lain akan melontar anjing-anjing itu dengan batu. Tidakkah kamu mengetahui bahwa aku mewarisi sifat belas kasihan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam, yang telah diutus Allah sebagai rahmat untuk sekalian alam? " Maka wanita-wanita itu telah berkata pula, "Kalau benar kekanda memiliki rasa belas kasihan terhadap seluruh makhluk Allah, sampai kepada anjing-anjing yang menggigit kekanda, kenapa kekanda tidak menunjukkan rasa sedih atas kehilangan anak lelaki kita yang telah meninggal ini? " Asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun menjawab, "Wahai istri-istriku yang sedang berdukacita, kamu semua menangis karena kalian semua merasa telah berpisah dari anak lelaki kita yang kamu semua sayangi. Tetapi aku selalu bersama dengan orang-orang yang aku sayangi. Kamu semua telah melihat anak lelaki kita di dalam satu ilusi yang disebut dunia. Kini, dia telah meninggalkannya lalu pindah ke satu tempat yang lain. Allah telah berfirman (Surat al-adid, ayat 20): "dan tiadaklah kehidupan dunia ini melainkan hanyalah satu ilusi saja." Memang dunia ini adalah satu ilusi, untuk mereka yang sedang terlena. Tetapi aku tidak terlena - aku melihat dan waspada. Aku telah melihat anak lelaki kita sedang berada di dalam lingkaran waktu, dan kini dia telah keluar darinya. Namun aku masih dapat melihatnya. Dia kini berada di sisiku. Dia sedang bermain-main di sekelilingku, sebagaimana yang pernah dia lakukan pada masa dahulu.Sesungguhnya, jika seseorang itu dapat melihat Kebenaran melalui mata hatinya, sama dengan yang dilihatnya masih hidup atau sudah mati, maka Kebenaran itu tetap tidak akan hilang. " Telah diceritakan di dalam sebuah riwayat: Pada suatu hari, asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani berjalan-jalan dengan beberapa muridnya di padang pasir. Waktu itu hari sangat panas, dan mereka sedang berpuasa. Oleh itu mereka merasa letih dan dahaga. Tiba-tiba, sekelompok awan muncul, yang melindungi mereka dari panas terik matahari. Setelah itu, sebatang pohon kurma dan sebuah kolam air muncul di hadapan mereka. Mereka telah terpesona. Kemudian satu cahaya besar yang berkilauan, telah muncul dari celah awan di depan mereka dan kedengaranlah satu suara dari dalamnya yang telah berkata, "Wahai 'Abdul Qadir, akulah Tuhanmu.Makan dan minumlah, karena pada hari ini, telah aku halalkan untuk engkau apa yang telah aku haramkan untuk orang-orang lain. "Asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun melihat ke arah cahaya itu dan berkata," Aku berlindung dengan Allah dari godaan setan yang terkutuk. " Tiba-tiba, cahaya, pohon kurma dan kolam itu semuanya hilang dari pandangan mata. Maka kelihatanlah Iblis di hadapan mereka dengan bentuk rupanya yang asli. Iblis bertanya, "Bagaimana kamu itu sebenarnya adalah aku?" Asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani telah menjawab, "Syariat itu sudah sempurna, dan tidak akan berubah sampai Hari Kiamat . Allah tidak akan mengubah yang haram kepada yang halal, meskipun untuk orang-orang yang menjadi pilihanNya (waliNya). " Maka Iblis pun berkata lagi untuk menguji asy-Sayikh Abdul Qodir al-Jilani "Aku telah mampu menipu 70 orang dari golongan as-salikin (yakni orang-orang yang menempuh jalan spiritual) dengan cara ini. Ilmu yang engkau miliki lebih luas dari ilmu mereka. Apakah hanya ini jumlah pengikutmu?Sudah seharusnya semua penduduk bumi ini menjadi pengikutmu, karena ilmumu menyamai ilmu para nabi. " Asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani menjawab, "Aku berlindung dengan Allah Yang Maha Mendengar, Yang Maha Mengetahui, dari engkau. Bukanlah karena ilmuku aku selamat, tetapi karena rahmat dari Allah, Agenda sekelian alam. " Aku pernah berada di antara ribuan hadirin yang telah berkumpul untuk mendengar pengajian asy-Syaikh. Ketika asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani sedang berbicara, tiba-tiba hujan turun dengan lebat. Beberapa orang pun berlari meninggalkan tempat itu. Langit kala itu sedang diliputi awan hitam yang menandakan hujan akan terus turun dengan lebat. Aku melihat asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani mendongak ke langit danmengangkat tangannya serta berdoa, "Ya Robbi! Aku telah mengumpulkan manusia karenamu, apakah kini Engkau akan mengusir mereka dariku? " Setelah asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani berdoa, hujan pun berhenti. Tidak setetes hujan yang jatuh ke atas kami, pada hal di sekeliling kami hujan masih terus turun dengan deras.Telah diceritakan di dalam sebuah riwayat: Pada suatu hari, istri-istri asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani telah bertemu dan telah berkata, "Wahai suami kami yang terhormat, anak lelaki kecil kita telah meninggal dunia. Namun kami tidak melihat setitik air mata pun yang mengalir dari mata kekanda dan tidak pula kekanda menunjukkan tanda kesedihan. Tidakkah kekanda menyimpan rasa belas kasihan terhadap anak lelaki kita, yang merupakan sebagian darah daging kekanda sendiri? Kami semua sedang dirundung kesedihan, namun kekanda masih juga melanjutkan pekerjaan biasa kekanda, seolah-olah tidak sesuatu pun yang telah terjadi. Kekanda adalah pemimpin dan pelindung kami di dunia dan di akhirat. Tetapi jika hati kekanda telah menjadi keras sehingga tidak lagi menyimpan rasa belas kasihan, bagaimana kami dapat mengandalkan kekanda di Hari Pembalasan kelak? " Maka berkatalah asy-Sayikh Abdul Qodir al-Jilani "Wahai istri-istriku yang tercinta! Janganlah kamu semua menyangka hatiku ini keras. Aku menyimpan rasa belas kasihan di hatiku terhadap seluruh makhluk, sampai terhadap orang-orang kafir dan juga terhadap anjing-anjing yang menggigitku. Aku berdoa kepada Allah agar anjing-anjing itu berhenti menggigit, bukanlah karena aku takut digigit, tetapi aku takut nanti manusia lain akan melontar anjing-anjing itu dengan batu. Tidakkah kamu mengetahui bahwa aku mewarisi sifat belas kasihan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam, yang telah diutus Allah sebagai rahmat untuk sekalian alam? " Maka wanita-wanita itu telah berkata pula, "Kalau benar kekanda memiliki rasa belas kasihan terhadap seluruh makhluk Allah, sampai kepada anjing-anjing yang menggigit kekanda, kenapa kekanda tidak menunjukkan rasa sedih atas kehilangan anak lelaki kita yang telah meninggal ini? " Asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun menjawab, "Wahai istri-istriku yang sedang berdukacita, kamu semua menangis karena kalian semua merasa telah berpisah dari anak lelaki kita yang kamu semua sayangi. Tetapi aku selalu bersama dengan orang-orang yang aku sayangi. Kamu semua telah melihat anak lelaki kita di dalam satu ilusi yang disebut dunia. Kini, dia telah meninggalkannya lalu pindah ke satu tempat yang lain. Allah telah berfirman (Surat al-adid, ayat 20): "dan tiadaklah kehidupan dunia ini melainkan hanyalah satu ilusi saja." Memang dunia ini adalah satu ilusi, untuk mereka yang sedang terlena. Tetapi aku tidak terlena - aku melihat dan waspada. Aku telah melihat anak lelaki kita sedang berada di dalam lingkaran waktu, dan kini dia telah keluar darinya. Namun aku masih dapat melihatnya. Dia kini berada di sisiku. Dia sedang bermain-main di sekelilingku, sebagaimana yang pernah dia lakukan pada masa dahulu. Sesungguhnya, jika seseorang itu dapat melihat Kebenaran melalui mata hatinya, sama dengan yang dilihatnya masih hidup atau sudah mati, maka Kebenaran itu tetap tidak akan hilang. " Telah diceritakan di dalam sebuah riwayat: Pada suatu hari, asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani berjalan-jalan dengan beberapa muridnya di padang pasir.Waktu itu hari sangat panas, dan mereka sedang berpuasa. Oleh itu mereka merasa letih dan dahaga. Tiba-tiba, sekelompok awan muncul, yang melindungi mereka dari panas terik matahari. Setelah itu, sebatang pohon kurma dan sebuah kolam air muncul di hadapan mereka. Mereka telah terpesona. Kemudian satu cahaya besar yang berkilauan, telah muncul dari celah awan di depan mereka dan kedengaranlah satu suara dari dalamnya yang telah berkata, "Wahai 'Abdul Qadir, akulah Tuhanmu. Makan dan minumlah, karena pada hari ini, telah aku halalkan untuk engkau apa yang telah aku haramkan untuk orang-orang lain. "Asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun melihat ke arah cahaya itu dan berkata," Aku berlindung dengan Allah dari godaan setan yang terkutuk. "Tiba-tiba, cahaya, pohon kurma dan kolam itu semuanya hilang dari pandangan mata. Maka kelihatanlah Iblis di hadapan mereka dengan bentuk rupanya yang asli. Iblis bertanya, "Bagaimana kamu itu sebenarnya adalah aku?" Asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani telah menjawab, "Syariat itu sudah sempurna, dan tidak akan berubah sampai Hari Kiamat . Allah tidak akan mengubah yang haram kepada yang halal, meskipun untuk orang-orang yang menjadi pilihanNya (waliNya). " Maka Iblis pun berkata lagi untuk menguji asy-Sayikh Abdul Qodir al-Jilani "Aku telah mampu menipu 70 orang dari golongan as-salikin (yakni orang-orang yang menempuh jalan spiritual) dengan cara ini. Ilmu yang engkau miliki lebih luas dari ilmu mereka. Apakah hanya ini jumlah pengikutmu?Sudah seharusnya semua penduduk bumi ini menjadi pengikutmu, karena ilmumu menyamai ilmu para nabi. " Asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani menjawab, "Aku berlindung dengan Allah Yang Maha Mendengar, Yang Maha Mengetahui, dari engkau. Bukanlah karena ilmuku aku selamat, tetapi karena rahmat dari Allah, Agenda sekelian alam. "
Sembilan Sembilan
- Bersyukur apabila mendapat nikmat;
- Sabar apabila mendapat kesulitan;
- Tawakal apabila mempunyai rencana/program;
- Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
- Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;
- Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
- Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;
- Jangan usil dengan kekayaan orang;
- Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang;
- Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan;
- Jangan tamak kepada harta;
- Jangan terlalu ambisius akan sesuatu kedudukan;
- Jangan hancur karena kezaliman;
- Jangan goyah karena fitnah;
- Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.
- Jangan campuri harta dengan harta yang haram;
- Jangan sakiti ayah dan ibu;
- Jangan usir orang yang meminta-minta;
- Jangan sakiti anak yatim;
- Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;
- Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;
- Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);
- Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu;
- Lakukan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;
- Biasakan shalat malam;
- Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah;
- Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;
- Sayangi dan santuni fakir miskin;
- Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;
- Jangan marah berlebih-lebihan;
- Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;
- Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah;
- Berlatihlah konsentrasi pikiran;
- Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;
- Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;
- Jangan percaya ramalan manusia;
- Jangan terlampau takut miskin;
- Hormatilah setiap orang;
- Jangan terlampau takut kepada manusia;
- Jangan sombong, takabur dan besar kepala;
- Berlakulah adil dalam segala urusan;
- Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;
- Bersihkan rumah dari patung-patung berhala;
- Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;
- Perbanyak silaturrahim;
- Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
- Bicaralah secukupnya;
- Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;
- Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;
- Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;
- Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin;
- Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;
- Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;
- Hormatilah guru dan ulama;
- Sering-sering bershalawat kepada nabi;
- Cintai keluarga Nabi saw;
- Jangan terlalu banyak hutang;
- Jangan terlampau mudah berjanji;
- Selalu ingat akan saat kematian dan sadar bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;
- Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol yang tidak berguna;
- Bergaul lah dengan orang-orang soleh;
- Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;
- Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;
- Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;
- Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;
- Jangan membenci seseorang karena pahaman dan pendiriannya;
- Jangan benci kepada orang yang membenci kita;
- Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan
- Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.
- Jangan melukai hati orang lain;
- Jangan membiasakan berkata dusta;
- Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;
- Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;
- Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan;
- Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
- Jangan membuka aib orang lain;
- Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita;
- Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;
- Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;
- Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya;
- Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama, bangsa dan negara;
- Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;
- Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;
- Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;
- Hargai prestasi dan pemberian orang;
- Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan;
- Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.
- Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita;
- Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisik atau mental kita menjadi terganggu;
- Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;
- Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;
- Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;
- Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya;
- Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;
- Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;
- Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;
- Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tantangan. Jangan lari dari kenyataan hidup;
- Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan merusakan;
- Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang
"Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar." (Surah Al-Ahzab: 71)
Berbagi
Akhir-akhir ini hampir semua terkesima melihat, mendengar dan memperhatikan beberapa tingkah pelaku penegak hukum, kenapa mereka membuka ilmu bukan untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan orang banyak ?
Kenapa mereka tidak membuka hati agar persoalan terlihat dengan bersih berisi kejujuran, sehingga keputusan apapun akan diterima oleh orang yang melaksanakan. Kenapa.....?
Atau memang tidak ada tali silaturahmi diantara mereka...?... Kenapa?
Sebaik-baiknya ilmu jika diamalkan dan dijelaskan apa adanya, tidak ada ditutupi akan lebih bermanfaat.
Sebaik-baiknya hati adalah mampu menterjemahkan arti kebenaran dengan sejujur-jujurnya.
Sebaik-baiknya tali silaturahmi adalah saling menjaga dan menasehati agar supaya kita berbuat baik.
Ataukah rasa kesombongan, kedudukan tertinggi, jabatan empuk, kehormatan semu, merasa kuat, tidak mau tersinggung atau takut kehilangan pendapatan...?
Maha Suci Allah..........
Maha Besar Allah........
Sesungguhnya kesadaran dirilah yang membuat kita berubah, tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Marilah kita contoh perjalanan kehidupan dan suri tauladan Nabi Besar Muhammad SAW.
Ayah
Bersyukurlah bagi mereka yang masih bisa memeluk & mencium Ayahnya...
****Ssst..tau gak siii ..? ternyata ayah itu MENAKJUBKAN! !!!
Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya,menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.
Ayah hanya menyuruhmu mengerjakan pekerjaan yang kamu sukai.
Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.
Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.
Ayah selalu tepat janji! Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untuk pergi memancing sebenarnya lebih menyenangkan.
Ayah akan tetap memasang kereta api listrik mainanmu selama bertahun-tahun, meskipun kamu telah bosan, karena ia tetap ingin kamu main kereta api itu.
Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka.karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka.
Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil (mengandungmu), tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.
Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti mengapung di atas air setelah ia melepaskanya.
Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamumencarinya.
Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak lucu dan menyayangi.
Ayah sulit menghadapi rambutnya yang mulai menipis....jadi dia menyalahkan tukang cukurnya menggunting terlalu banyak di puncak kepala (*_~).
Ayah akan selalu memelihara janggut lebatnya, meski telah memutih, agar kau bisa "melihat" para malaikat bergelantungan di sana dan agar kau selalu bisa mengenalinya.
Ayah selalu senang membantumu menyelesaikan PR, kecuali PR matematika terbaru.
Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup.
Ayah benar-benar senang membantu seseorang... tapi ia sukar meminta bantuan.
Ayah terlalu lama menunda untuk membawa mobil ke bengkel, karena ia merasa dapat memperbaiki sendiri segalanya.
Ayah di dapur. Membuat memasak seperti penjelajahan ilmiah. Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu. Dan hasilnya?....mmmmhhh..." tidak terlalu mengecewakan" (^_~). Ayah akan sesumbar, bahwa dirinyalah satu- satunya dalam keluarga yang dapat memasak tumis kangkung rasa barbecue grill. (*_~).
Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia bisa belajar dengan cepat.
Ayah sangat senang kalau seluruh keluarga berkumpul untuk makan malam...walaupun harus makan dalam remangnya lilin karena lampu mati.
Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tapi tidak takut.
Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika pawai lewat.
Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.
Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia akan menyatakan rasa tidak setujunya.
Ayah percaya orang harus tepat waktu. karena itu dia selalu lebih awal menunggumu di depan rumah dengan sepeda tuanya, untuk mengantarkanmu dihari pertama masuk sekolah
AYAH ITU MURAH HATI..... Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang kamu butuhkan.... .
Ia membiarkan orang-orangan sawahmu memakai sweater kesayangannya. ....
Ia membelikanmu lollipop merk baru yang kamu inginkan, dan ia akan menghabiskannya kalau kamu tidak suka.....
Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin bicara...
Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar spp mu tiap semester, meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa banyak kerutan didahinya....
Bahkan dia akan senang hati mendengarkan nasehatmu untuk menghentikan kebiasaan merokoknya.. ..
Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu....
Ayah akan berkata "tanyakan saja pada ibumu" ketika ia ingin berkata "tidak".
Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin
Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya kepregok menghisap rokok dikamar mandi.
Ayah mengatakan "tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan"
Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan sesuatu persis seperti caranya....
Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri....
Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau meninggalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak akan pernah bisa melepaskannya.
Ayah mengira seratus adalah tip..; Seribu adalah uang saku..; Gaji pertamamu terlalu besar untuknya...
Ayah tidak suka meneteskan air mata .... ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya, dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya (ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis). Ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa takutmu...ketika kau mimpi akan dibunuh monster... tapi.....ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar selama hampir satu bulan.
Kalau tidak salah ayah pernah berkata :" kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan berkwalitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya. begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu, jika kau ingin mendapatkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang Menciptakannya"
Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan: "jadilah lebih kuat dan tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih baik dari ibumu , berikan yang lebih baik untuk menantu dan cucu-cucuku, daripada apa yang telah kuberikan padamu"
Dan Untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan: "jangan cengeng meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! laki-laki yang lebih bisa melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau gantikan posisi Ayah di hatimu"
Ayah bersikeras, bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik daripada kamu dulu....
Ayah bisa membuatmu percaya diri... karena ia percaya padamu...
Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba melakukan yang terbaik....
Dan terpenting adalah... Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Tuhan, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya, karena diapun mencintaimu karena cintaNya.
Dan untuk semua yang sedang merindukan Ayah, ssssssssttt. ..! Tau gak siii? Ternyata ayah itu benar-benar MENAKJUBKAN
Renungkanlah
Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000 apabila dibawa ke masjid
untuk disumbangkan; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!
Betapa lamanya melayani Allah selama lima belas menit namun
betapa singkatnya kalau kita melihat film.
betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa (spontan) namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan pacar / teman tanpa harus berpikir panjang-panjang.
Betapa asyiknya apabila pertandingan bola diperpanjang waktunya ekstra namun kita mengeluh ketika khotbah di masjid lebih lama sedikit daripada biasa.
Betapa sulitnya untuk membaca satu lembar Al-qur'an tapi
betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.
Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser namun lebih senang berada di shaf paling belakang ketika berada di Masjid
Betapa Mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu birahi semata, namun alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama 30 hari ketika berpuasa.
Betapa sulitnya untuk menyediakan waktu untuk sholat 5 waktu; namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saat terakhir untuk event yang menyenangkan.
Betapa sulitnya untuk mempelajari arti yang terkandung di dalam al qur'an; namun betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain.
Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran namun betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci AlQuran.
Betapa Takutnya kita apabila dipanggil Boss dan cepat-cepat menghadapnya namun betapa kita berani dan lamanya untuk menghadapNya saat kumandang adzan menggema.
Betapa setiap orang ingin masuk sorga seandainya tidak perlu untuk percaya atau berpikir,atau mengatakan apa-apa,atau berbuat apa-apa.
Betapa kita dapat menyebarkan seribu lelucon melalui e-mail, dan menyebarluaskannya dengan FORWARD seperti api; namun
kalau ada mail yang isinya tentang Allah betapa seringnya kita ragu-ragu, enggan membukanya dan mensharingkannya, serta langsung klik pada icon
DELETE .
ANDA TERTAWA ...? atau ANDA BERPIKIR-PIKIR. ...?
Sebar luaskanlah & bersyukurlah
kepada ALLAH, YANG MAHA BAIK,PENGASIH
DAN PENYAYANG.
Apakah tidak lucu apabila anda tidak memFORWARD pesan ini. Betapa banyak orang tidak akan menerima pesan ini, karena anda tidak yakin bahwa mereka
masih percaya akan sesuatu?
Anak
Jika anak biasa hidup dicacat dan dicela , kelak ia akan terbiasa menyalahkanorang lain.
Jika anak biasa hidup dalam permusuhan , kelak ia akan terbiasa menentang danmelawan.
Jika anak biasa hidup dicekam ketakutan , kelak ia akan terbiasa merasa resah dancemas.
Jika anak biasa hidup dikasihani , kelak ia akan terbiasa meratapi nasibnyasendiri.
Jika anak biasa hidup diolok-olok , kelak ia akan terbiasa menjadi pemalu.
Jika anak biasa hidup d ikelilingi perasaan iri , kelak ia akan terbiasa merasa bersalah.
Jika anak biasa hidup serba dimengerti dan dipahami , kelak ia akan terbiasa menjadi penyabar.
Jika anak biasa hidup diberi semangat dan dorongan , kelak ia akan terbiasa percaya diri.
Jika anak biasa hidup banyak dipuji , kelak ia akan terbiasa menghargai.
Jika anak biasa hidup diterima dilingkunganya , kelak ia akan terbiasa mencintai.
Jika anak biasa hidup tanpa banyak dipersalahkan , kelak ia akan terbiasa senang menjadi dirinya sendiri.
Jika anak biasa hidup jujur , kelak ia akan terbiasa memilih kebenaran.
jika anak biasa hidup mengenyam rasa aman , kelak ia akan terbiasa percaya diri dan mempercayai orang-orang disekitarnya.
Jika anak biasa hidup diperlakukan adil , kelak ia akan terbiasa dengan keadilan.
Jika anak biasa hidup mendapatkan pengakuan dari sekelilingnya , kelak ia akan terbiasa menetapkan sasaran langkahnya.
Jika anak biasa hidup ditengah keramah-tamahan , kelak ia akan terbiasa berpendirian: "Sungguh indah dunia ini."
Bagaimana dengan Anda ?????
- Dorothy low Noffe (Children Learn What They Live With) ---
Harus Tahu
kini kutahu
mustahil buat seseorang mencintai kita, yang dapat adalah membuat diri kita layak dicintai, selebihnya terserah mereka
kini kutahu
betapapun aku telah peduli, ada saja orang yang tak peduli balik
kini kutahu
bisa bertahun-tahun membangun kepercayaan, dan sedetik merusakkannya
kini kutahu
yang penting bukan memiliki apa dalam hidup ini, namun siapa
kini kutahu
paling lima belas menit berlagak ramah, sesudahnya, hal lain saja
kini kutahu
bukan soal bagaimana berbuat yang terbaik dicapai orang, namun apa yang paling dapat kita kerjakan
kini kutahu
yang penting bukan apa yang terjadi pada orang, namun apa kemudian yang dilakukannya
kini kutahu
apa yang dapat kita lakukan dalam sedetik, dapat membawa nestapa petaka seumur hidup
kini kutahu
betapapun tipis kita mengiris, selalu ada dua muka terhasil
kini kutahu
betapa lamanya untuk menjadi seseorang, yang kuidamkan
kini kutahu
betapa jauh lebih mudah asal menanggapi, dari berpikir jernih jitu
kini kutahu
harus selalu ucapkan kata kasih sebelum berpisah, karena mungkin itu terakhir jumpa dengannya
kini kutahu
betapa lamanya kita dapat tahan sesuatu, yang semula kita pikir tak mampu
kini kutahu
kita harus pertanggungjawabkan apa yang kita lakukan, betapapun yang kita rasakan
kini kutahu
kita mengendalikan sikap tindak, atau sikap tindak itu mengendalikan kita
kini kutahu
betapa semula hubungan panas keras, dapat saja berubah menjadi teduh lunak,
dan buah-buahnya jauh lebih baik
kini kutahu
pahlawan itu orang yang mengerjakan sesuatu yang harus dilakukan, tak peduli apapun konsekuensinya saat itu
kini kutahu
belajar memberi sesuatu itu, menuntut latihan disiplin diri
kini kutahu
betapa ada saja orang yang sangat mengasihi kita, tetapi tak tahu cara menunjukkannya
kini kutahu
uang itu selalu menipu dan gagal, untuk menjaga martabat sejati
kini kutahu
dengan sahabatlah kita, sanggup mengerjakan segala sesuatu atau tak sesuatupun,
dan merupakan saat yang indah
kini kutahu
orang yang mungkin kita anggap akan menendang kita saat kita jatuh, justru yang dapat membantu kita bertegak
kini kutahu
saat kita marah, kita merasa berhak marah, tetapi bukan hak untuk menjadi jahat
kini kutahu
persahabatan dapat terus bertumbuh makin dalam, sebagaimana juga kasih sejati
kini kutahu
seseorang yang tak mencintai kita seperti kita harap, bukan berarti tak menyayangi dengan segala yang dia miliki
kini kutahu
kedewasaan dan kebijakan itu gayut pengalaman dan pelajaran yang terpetik, dari sekadar berapa kali sudah berulangtahun
kini kutahu
jangan mencela dan remehkan mimpi dan angan anak-anak, bila mereka percaya kata-kata kita, dapat nantinya menjadi bencana
kini kutahu
keluarga itu tak selalu disamping kita, bahkan yang bukan keluarga justru memelihara, mengasihi dan mengajar menghadapi dunia luas, keluarga itu bukan semata biologis
kini kutahu
betapa baikpun kawan, suatu ketika akan menyakiti, maka harus selalu siap memberi maaf kepadanya dan siapapun
kini kutahu
tidak cukup hanya dimaafkan oleh orang lain, diri kita sendiripun terkadang perlu dapat memaafkan kita
kini kutahu
betapa parah pun luka dan patah hati kita, dunia akan terus berputar tanpa harus melirikmu
kini kutahu
latarbelakang dan lingkungan dapat mempengaruhi diri, namun kita sendiri bertanggung jawab akan menjadi bagaimana
kini kutahu
kala sesama kawan bertarung, kita harus ada di satu pihak, betapapun kita merasa tidak enak melakukannya
kini kutahu
orang bertengkar tak mesti karena saling benci, dan tidak pertengkaran bukan berarti ada kasih
kini kutahu
terkadang kita perlu mengedepankan orangnya terlebih dulu, dari menyimaki kelakuannya
kini kutahu
kita tak harus berganti kawan, walau kita tahu kawan itu dapat berubah
kini kutahu
tak harus kita mati-matian mengejar suatu rahasia, bila hal itu dapat mengubah dan merusak kehidupan selamanya
kini kutahu
dua orang dapat melihat dua hal yang tepat sama, namun dengan pengertian yang sangat berlawanan
kini kutahu
betapapun kita menjaga anak-anak agar tak terluka, tetap saja mereka terluka, dan kita dapat ikut terluka
kini kutahu
ada begitu banyak jalaran jatuh dan terperangkap cinta
kini kutahu
betapapun akibatnya, orang yang jujur dengan dirinya, akan melangkah dan memperoleh lebih dalam hidup ini
kini kutahu
berapa banyak pun teman kaumiliki, betapa kau adalah tiang pancang mereka, kau akan tetap merasa sepi dan hilang, saat kau paling sangat perlukan mereka
kini kutahu
hidup kita dapat diubahkan dalam hitungan jam, oleh orang yang bahkan tak mengenal kita
kini kutahu
biarpun Kaupikir tidak lagi dapat kaubantukan pada teman yang membutuhkan, kau pasti masih punya kekuatan untuk menolong
kini kutahu
membaca dan menulis, sebagaimana bicara, dapat mengurangi sesaknya rasa hati
kini kutahu
paradigma hidup kita, bukan satu-satunya pembatas anugerah yang kita terima
kini kutahu
bahwa pengakuan dan ungkapan hati saja, bukan sesuatu yang merendahkan harkat manusia
kini kutahu
bahwa orang yang paling kita kasihi, justru diambil dari kita terlampau cepat
kini kutahu
dalam makna apapun kata "cinta" itu, akan lenyap maknanya bila dipakai berlebihan
kini kutahu
betapa sukarnya menarik pemisah, antara sikap ramah dan tak menyakiti hati orang, dengan tampil menyatakan pemikiran serta keyakinan
Bagikanlah kata-kata bijak ini kedalam budi hatimu dan kawan-kawan, karena ukuran praxis pekerti ultimat adalah kemanusiaan, kita ada-bersama, di dunia ini
09 Oktober
ucapan.......
senyuman......
kue kue.........
makan makan.......
salaman.....
salam semut......
masa......
usia...........
semakin tua....
terucap.... alhamdulillah
Allah telah memberi umur panjang
rezeki.....kesehatan
kekuatan......ketabahan
anak yang baik
keluarga baik
saudara baik
temen baik
semua baik baik saja
terima kasih
terima sujud hamba
Ibu
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka kata yang mulia "
[Al Israa ', ayat 23]
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:" Ya Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. "
[Al Israa ', ayat 24]
Saat kau berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu.
Sebagai balasannya, kau menangis sepanjang malam. Saat kau berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan. Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu. Saat kau berumur 3 tahun, dia memasakkan semua makananmu dengan kasih sayang. Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai. Saat kau berumur 4 tahun, dia memberimu pensil berwarna. Sebagai balasannya, kau coret-coret dinding rumah dan meja makan. Saat kau berumur 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang mempertimbangkan dan indah. Sebagai balasannya, kau memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah. Saat kau berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah. Sebagai balasannya, kau berteriak. "NGGAK MAU!!" Saat kau berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola. Sebagai balasannya, kau lemparkan bola ke jendela tetangga. Saat kau berumur 8 tahun, dia memberimu es krim. Sebagai balasannya, kau tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu. Saat kau berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus bahasamu. Sebagai balasannya, kau sering bolos dan sama sekali tidak pernah berlatih. Saat kau berumur 10 tahun, dia mengantarmu ke mana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun. Sebagai balasannya, kau melompat keluar mobil tanpa memberi salam. Saat kau berumur 11 tahun, dia mengantar kau dan teman-temanmu ke bioskop. Sebagai balasannya, kau minta dia duduk di baris lain. Saat kau berumur 12 tahun, dia melarangmu untuk melihat acara TV khusus orang dewasa. Sebagai balasannya, kau tunggu sampai dia di keluar rumah. Saat kau berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut, karena sudah waktunya. Sebagai balasannya, kau katakan dia tidak tahu mode. Saat kau berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kempingmu selama sebulan liburan. Sebagai balasannya, kau tak pernah meneleponnya. Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu. Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu. Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya. Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya. Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting . Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman. Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA. Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi. Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama. Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu. Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, "Dari mana saja seharian ini?" Sebagai balasannya, kau jawab, "Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang! " Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Sebagai balasannya, kau katakan, "Aku tidak ingin seperti Ibu." Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi. Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali. Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu. Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu. Saat kau berumur 24 tahun , dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan. Sebagai balasannya, kau mengeluh, "Aduuh, bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?" Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai penikahanmu. Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km. Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya, kau katakan padanya, "Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!" Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat. Sebagai balasannya, kau jawab, "Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu. " Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu. Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya. Dan sampai suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATI mu bagaikan palu godam. (Opinum.com)
Listrik
malam yang penuh tanya tanya
gelap gulita dan mencekam
semua orang menikmati termakan malam
tak hiraukan arus telah terputus
satu dan diantara lain
semua hening dan sunyi
mari bertanya ...........
keterikatan kita
sesuatu yang sudah menjadi satu
ketiadaannya menjadi ketakutan
inilah waktu
ketergantungan kita oleh arus listik
Sepi
senyum ..........
perubahan .........
hasil ..........
.................. .....
hari menyepi .....
sunyi tak gerak ......
hampa ........
.................... ....
duduk ........
suasana kaku ..........
hati telah hanyut .......
terbawa arus .............
sendiri ..................
Iklan
kekuasaan ........
uang .................
wanita ..............
rumah megah ....
mobil mewah .....
apa lagi .............
nafsu tak terbatas .......
Yaa Allah ampuni aku
jika tidak syukur
dan tinggikan kesabaran
pada aku dan keluargaku
aminn
Mereka Punya Alasan
Alasan apa mereka lakukan itu?
Alasan apa mereka lakukan kepanikan
Alasan apa mereka lakukan korupsi
Alasan apa mereka lakukan kesombongan
Alasan apa mereka lakukan mencurian
Alasan apa mereka lakukan selingkuhan
Alasan apa mereka lakukan kesalahan
Alasan apa mereka lakukan keserakahan
Alasan apa mereka lakukan pelit medit
Alasan apa mereka lakukan seribu kejelekan
Alasan apa mereka lakukan seribu pikiran kotor
Kita katakan perbuatan itu salah
mereka katakan itu benar
Kita katakan itu dosa
mereka anggap itu halal saja
Siapa yang menilai
Siapa di untungkan
Siapa yang merugi
Siapa dalang
Siapa film
Diantara harta
Diantara wanita
Diantara tahta
Adalah nafsu
berkuasa itulah manusia ...
Pikiran dan akal selalu terbang
Menerjang sulit diterka
Apa yang mereka cari
Dapat apa lakukan itu
Semu dan tersamar
antara salah dan benar
antara dosa dan halal
Hati terlupakan
Titik hitam tertanam
Bertahan dan menjebar
Bertahta dalam kegelapan
Minggu, 01 Januari 2012
Tahun Baru 2012
mulainya hanya sepi
terdengar sebulan sebelumnya
ada beberapa kesiapan
ada juga cuek tanpa hanyut
macam cerita akhir
semua siap tutup buku
mencoba cepat supaya berlalu
diantara menjelang
persiapan rencana baru
cerita bersambung
berharap lebih untung
semua mungkin sadar
usia bukan baru
semangkin tua
kontrak alam berkurang
2012 pernah cerita kiamat
" Allah kunci semua cerita "
terdengar sebulan sebelumnya
ada beberapa kesiapan
ada juga cuek tanpa hanyut
macam cerita akhir
semua siap tutup buku
mencoba cepat supaya berlalu
diantara menjelang
persiapan rencana baru
cerita bersambung
berharap lebih untung
semua mungkin sadar
usia bukan baru
semangkin tua
kontrak alam berkurang
2012 pernah cerita kiamat
" Allah kunci semua cerita "
Langganan:
Postingan (Atom)